Sebanyak 29 Mahasiswa Institut Teknologi Bandung dilibatkan dalam monitoring atau pengawasan track slab dan track laying Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Keterlibatan mahasiswa ITB dalam proyek ini dapat terjalin berkat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. Fokus pengawasan mereka adalah melaporkan hasil kerja pemasangan track slab dan track laying ke Kemenkomarves.
General Manager Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry mengatakan, keterlibatan mahasiswa sangatlah penting dalam perkembangan industri kereta api cepat di Indonesia. Selain membantu jalannya proses pekerjaan, hal ini juga merupakan suatu bentuk transfer ilmu yang dapat bermanfaat bagi kemajuan Indonesia ke depan.
“Dengan melihat langsung proses pembangunan KCJB, para mahasiswa dapat turut serta mengawal dan menyerap teknologi Kereta Api Cepat yang baru di terapkan di Indonesia bahkan di Asean. Kami melihat, adanya kolaborasi ini akan membuat industri perkeretaapian di Indonesia memiliki masa depan yang baik,” ujar Rahadian.
Monitoring proyek KCJB dilakukan oleh Mahasiswa ITB selama periode Februari hingga Maret 2023. Adapun latar belakang mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Teknik Sipil tingkat akhir.
Ketua Kelompok Monitoring David Arifin mengatakan, dirinya banyak mendapatkan pengetahuan baru terkait konstruksi pada proyek perkeretaapian. Ia melihat adanya perbedaan penggunaan teknologi dimana pada umumnya di Indonesia jalur Kereta Api menggunakan batu ballast sementara proyek KCJB ada yang memakai ballastless track slab.
“Pengukuran tingkat presisi track slab yang telah terpasang juga dipastikan sedetail mungkin di proyek KCJB. Ketinggian dan kemiringan hanya memiliki toleransi milimeter karena jalur tersebut akan digunakan kereta dengan kecepatan tinggi hingga 350 km/jam. Adanya pekerjaan Fine Adjustment ini baru bagi kami, karena sudah sepenuhnya terkomputerisasi,” jelas David.
Setiap harinya para mahasiswa mengolah dan menyusun laporan atas temuan-temuan yang didapatkan. Para mahasiswa juga terus berkordinasi dengan kontraktor di lapangan dalam menentukan pemasangan dan prakiraan selesainya suatu pekerjaan.
David menyebutkan, pengetahuan dan pengalaman turun langsung ke proyek kereta api cepat pertama di Indonesa ini merupakan hal yang sangat berharga bagi teman-teman ITB. Pengalaman ini kami rasa belum tentu dapat diulang dan didapatkan oleh banyak orang.
Sejak awal pembangunan KCJB, KCIC terus aktif memperkenalkan teknologi kereta api cepat pada masyarakat salah satunya para akademisi di lingkungan universitas. Sudah lebih dari 3 ribu mahasiswa yang melakukan site visit ke proyek KCJB seperti stasiun, jembatan, terowongan, dan depo kereta api cepat.
Kegiatan lainnya antara KCIC dengan mahasiswa seperti mengadakan sharing knowledge, praktek kerja lapangan, studium generale, dan kegiatan FGD di lingkungan universitas. Universitas yang terlibat tidak hanya universitas negeri dan swasta di Indonesia tapi juga dari luar negeri seperti Australia dan Malaysia.
“Perhatian besar yang diberikan seluruh pihak dalam pembangunan Kereta Api Cepat ini sangat kami apresiasi. Semoga kehadiran KCJB tidak hanya bermanfaat bagi mobilitas dan perekonomian masyarakat tapi juga memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan di Indonesia.” tutup Rahadian.
*
Informasi lebih lanjut, hubungi:
GM Corporate Secretary
Rahadian Ratry
email: rahadian.ratry@kcic.co.id