Purwakarta, 10 Januari 2022 | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
(Menko Marvest). Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi lokasi pengerjaan konstruksi
Tunnel #2 KCJB Rabu (12/1/2022), guna memastikan progress pembangunan proyek
KCJB.
Dalam kunjungannya, Menko Luhut Binsar Pandjaitan mendengarkan paparan dari
kontraktor Tunnel#2 mengenai progress pengerjaan terowongan, tantangan yang
dihadapi dan solusi yang sedang dilakukan.
Setelah itu Luhut Binsar Pandjaitan dan jajaran meninjau langsung ke dalam
terowongan untuk melihat kondisi yang terjadi di lapangan. Usai melakukan
peninjauan, Luhut menyebut jika penanganan pembangunan tunnel #2 berjalan
sangat baik.
Meski terdapat tantangan geografis, hal itu bisa tertangani dengan baik berkat adanya
kolaborasi dari berbagai pihak. Luhut juga memastikan jika Tunnel 2 ini aman untuk
dilintasi.
“Tunnel 2 ini memang memiliki tantangannya tersendiri. Dari awal sudah kita ketahui
jika struktur tanahnya labil. Namun kondisi sekarang sudah lebih baik dan bisa
ditangani,” ujarnya.
Kehadiran Luhut Binsar Pandjaitan beserta jajaran Kemenkomarves dan Forkopimda
Kabupaten Purwakarta dinilai jadi suatu dukungan besar bagi tim KCJB yang sedang
dalam proses menyelesaikan pembangunan #Tunnel 2 yang merupakan salah satu
titik kritis konstruksi.
“Pak Menko Marvest melihat langsung pengerjaan konstruksi di Tunnel #2 dan
memastikan pengerjaan konstruksi dapat berjalan lancar. Termasuk soal keamanan
dan transfer knowledge yang terjadi selama pengerjaan konstruksi berlangsung. Kami
sangat senang tentunya karena kehadiran beliau adalah suatu bentuk dukungan bagi
kami yang saat ini sedang melakukan percepatan pembangunan,” ujar Presiden
Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi.
Untuk diketahui, titik konstruksi Tunnel #2 merupakan salah satu titik Konstruksi
dengan tantangan geografis yang tinggi dalam proyek KCJB karena lokasinya berada
di area clay shale. Tunnel#2 ini akan menjadi terowongan pertama di Indonesia yang
berhasil dibangun di area clay shale.
Dikatakan Dwiyana, area clay shale merupakan jenis tanah dengan karakteristik yang
mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung. Mengingat kondisi
tanah yang memiliki potensi menimbulkan pergerakan konstruksi timbunan maupun
konstruksi jalan yang terdapat di atasnya, sehingga proses pembangunan tunnel
harus dilakukan dengan berhati-hati dan seksama.
“Tunnel #2 memang salah satu titik tersulit. Lokasinya berada di area clay shale yang
karakteristik tanahnya mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung.
Untuk itu, diperlukan kehati-hatian dalam pengerjaannya dan tidak bisa dilakukan
secara terburu-bur,” terang Dwiyana.
Dalam penanganan tunnel 2 terjadi transfer teknologi antara tenaga ahli tunnel dan
grouting dari Tiongkok dengan tenaga ahli lokal dalam hal ini dari ITB. Mengingat
seluruh tenaga ahli baik dari Tiongkok ataupun Indonesia berkolaborasi untuk
menangani tantangan geografis di tunnel 2. Melalui adanya kolaborasi ini, diharapkan
juga terjadi transfer knowledge dalam bidang konstruksi terowongan sekaligus untuk
dalam mengatasi kendala dalam proses konstruksi di Tunnel #2.
“Para ahli dari Tiongkok dan ITB tersebut akan dimaksimalkan untuk transfer
knowledge kepada seluruh pekerja KCJB di titik konstruksi tersebut,” terang Dwiyana
Slamet Riyadi
Lebih lanjut, Dwiyana menyebutkan bahwa tenaga ahli berpengalaman tersebut
didatangkan untuk membantu bagian permukaan terowongan karena sangat
menguasai metode grouting yang selama ini dipakai untuk mengerjakan beberapa
proyek terowongan KCJB.
“Kami akui bahwa dalam pengerjaan Tunnel #2 yang berada di area clay shale
membutuhkan penanganan khusus. Dikarenakan pengerjaan Tunnel #2 KCJB
menggunakan metode grouting, kami mengumpulkan para ahli tunnel yang
menguasai grouting dari Tiongkok dan dari ITB untuk membantu memperkuat surface
tunnel atau permukaan terowongan,” jelas Dwiyana.
Dijelaskan Dwiyana, berkat kolaborasi yang terjadi, tantangan geografis di Tunnel 2
bisa diatasi. Saat ini proses pengerjaan berangsur membaik dan pengerjaan bisa
mencapai 1,2 meter hingga 3 meter per hari.
“Kami berupaya optimal agar pembangunan Tunnel 2 ini berjalan lancar, memiliki
kualitas baik, aman serta dapat selesai sesuai dengan target yang direncanakan,”
lanjut Dwiyana.
Dalam laporannya, tertulis hingga Desember 2021, pengerjaan tunnel sepanjang
1.052 meter ini sudah mencapai 67 persen Dengan sisa pengerjaan yang masih ada,
transfer knowledge dari keterlibatan para ahli tunnel tersebut diharapkan dapat
membantu upaya percepatan pembangunan KCJB yang progres konstruksi
keseluruhannya sudah mencapai 79%, serta membantu keterselesaian Tunnel #2
sesuai dengan standar konstruksi Kereta Cepat.
“Dengan transfer knowledge dari keterlibatan para ahli tadi, diharapkan dapat
membantu upaya percepatan pembangunan KCJB dengan standar konstruksi kereta
cepat,” terang Dwiyana.
Dwiyana Menyebut jika transfer knowledge dalam proyek KCJB memang suatu hal
yang dibutuhkan. Tak hanya untuk mengatasi kendala di Tunnel #2, transfer
knowledge juga sudah dilakukan di banyak bagian dalam proyek KCJB. Menurutnya,
transfer knowledge ini sangat penting untuk kebutuhan proyek KCJB dan kemajuan
konstruksi di Indonesia di masa depan.
“Kami memang mengedepankan adanya transfer knowledge selama pengerjaan
KCJC ini. Selain untuk mengatasi kendala di Tunnel #2, upaya untuk memaksimalkan
adanya transfer knowledge juga dilakukan di banyak bagian dalam proyek KCJB. Bagi
Kami, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini harus dimanfaatkan sebaik-bainya
untuk mendorong kemajuan dunia konstruksi dan perkeretaapian di Indonesia, sejak
proses pembangunannya.” ungkap Dwiyana.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Rahadian Ratry
rahadian.ratry@kcic.co.id