Kereta Cepat Jakarta-Bandung Setor Rp5,83 Triliun ke Penerimaan Negara

Jakarta, 1 Mei 2022 | Meski belum beroperasi, proyek KCJB sudah memberi
dampak positif pada perekonomian negara. Hingga Maret 2022, proyek KCJB sudah
berkontribusi sebesar Rp 5,83 triliun pada penerimaan negara. Angka ini bertambah
dari laporan sebelumnya yang mencapai Rp 5,34 triliun.
“Kami dari PT KCIC dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengerjaan proyek ini
bersyukur karena KCJB bisa memberi dampak positif bagi perekonomian Tanah Air
meskipun KCJB belum beroperasi,” terang Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet
Riyadi.
Dwiyana memaparkan, angka Rp 5,83 triliun yang disetorkan ke negara terdiri dari
setoran wajib pajak sebesar Rp 4,21 triliun dan pembayaran penggantian biaya PBB
Rumija sebesar Rp 16,9 miliar. Kemudian pembayaran sewa BMN hingga Rp 1,16
triliun, serta pembayaran sewa BMN (Barang Milik Negara) untuk lahan Rumija Tol di
trase KCJB sebesar Rp 4,368 miliar yang termasuk pendapatan negara bukan pajak.
Tak hanya itu, Dwiyana mengatakan pemasukan negara dalam proyek KCJB yang
sudah terjadi juga terdapat pada aktivitas local purchase. Hal ini dapat dilihat dari preassessment tahun 2018-2019 yang dilakukan oleh Sucofindo sebagai Assessor.
Tercatat, aktivitas local purchase pada pre-assessment tersebut mencapai 69,70%
dari seluruh total belanja pengadaan yang dilakukan dalam proyek KCJB.
“Pendapatan negara dari KCJB tentu bukan hanya bersumber dari item-item yang tadi
disebutkan. Kami punya data dari Sucofindo kalau kontribusi KCJB untuk Indonesia
juga terdapat pada aktivitas local purchase Kami. Hampir 70% aktivitas purchasing
untuk kebutuhan KCJB bersumber dari dalam negeri,” tambahnya.
Dengan didominasi pembelian produk dalam negeri, kehadiran proyek KCJB turut
membantu dalam perkembangan ekonomi dalam negeri. Proyek KCJB mendorong
perputaran uang yang berdampak baik pada ekonomi masyarakat.
Selain itu, Proyek KCJB juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi warga
terdampak lewat realisasi pengadaan lahan seluas 6,343,716 meter persegi yang
biaya ganti rugi dibayarkan langsung pada warga dan pihak terkait dengan harga yang
sesuai undang-undang terkait. Belum lagi, serapan tenaga lokal untuk proyek KCJB
yang mencapai 13.477 orang.
“Kami juga bersyukur kalau KCJB punya dampak positif lainnya untuk perekonomian
negara dan kami berharap ke depannya kontribusi yang kami berikan pada
masyarakat dan negara bisa lebih baik,” ujarnya.
Ke depannya, Dwiyana mengatakan kalau KCJB akan terus berupaya
mengembangkan potensi perekonomian pasca KCJB beroperasi selain dari
pembelian tiket perjalanan. Diantaranya lewat pengembangan kawasan stasiun, serta
pengembangan wilayah di dekat stasiun dan sepanjang trase KCJB.
“Nantinya kan KCJB bukan hanya alat transportasi, melainkan sebagai sarana untuk
memacu pertumbuhan ekonomi lewat adanya pengembangan wilayah di sekitar,
terutama yang bersisian dengan stasiun,” paparnya.*


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Rahadian Ratry
rahadian.ratry@kcic.co.id

Share

Facebook
Twitter
LinkedIn