Jakarta, 29 Desember 2021 | Di penghujung tahun 2021, kabar baik datang dari
proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Sinohydro Bureau 8 Co., Ltd selaku
salah satu main contractor KCJB memasuki babak baru kemajuan proyek KCJB
dengan mengawali pemasangan slab track atau bantalan rel beton pertama proyek
KCJB. Ini merupakan langkah awal untuk pengerjaan track laying Di sepanjang trase
KCJB.
Pemasangan slab track pertama ini akan dilakukan di DK 32 arah Jakarta ke Bandung
pada Rabu (29/12/2021). KCIC menyebut, pemasangan slab track ini adalah salah
satu pencapaian terbaik dari progres pembangunan KCJB.
“Kabar baik dari salah satu main contractor kami Sinohydro Bureau 8 Co. Ltd, Saat ini
sudah memasuki tahap pemasangan slab track atau bantalan rel untuk lintasan KCJB
pertama di DK 32 arah Jakarta ke Bandung. Pemasangan slab track ini adalah salah
satu milestone atau pencapaian besar bagi Kami jelang penutupan tahun 2021.” ujar
Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi.
Selanjutnya, pemasangan slab track KCJB akan dibagi ke dalam tiga section. Section
1 yang akan dikerjakan oleh Sinohydro dimulai dari DK2 + 540 sampai DK 4 + 425,
Section 2 dari DK 95 + 600 sampai DK 99 + 470, dan section 3 dari DK 97 + 365
sampai DK 99 + 470. Kedua Section terakhir akan dikerjakan oleh konsorsium
kontraktor KCJB. Rencananya, seluruh section akan dikerjakan serentak sebagai
upaya percepatan pembangunan sampai seluruh slab track tersambung. “Pengerjaan
slab track dibagi ke dalam tiga section yang dikerjakan secara serentak. Nantinya,
slab track yang merupakan bagian dari ballastless track akan sambung menyambung
dengan ballasted track hingga menjadi kesatuan trase KCJB,” terang Dwiyana.
Untuk memenuhi seluruh kebutuhan lintasan KCJB yang membentang hingga 142,3
km ini, akan ada 15.390 bantalan rel berjenis ballastless track, yaitu sistem lintasan
tanpa ballast atau batuan di sekitarnya. Keunggulan slab track adalah memiliki
stabilitas yang tinggi untuk memastikan standar kekuatan dan keamanan KCJB yang
berakselerasi hingga kecepatan 350 km/jam. Bantalan yang digunakan KCJB diyakini
mampu meneruskan beban dari atas secara merata. Slab track juga tidak
membutuhkan perawatan yang rumit seperti halnya bantalan rel konvensional
sehingga upaya maintenance KCJB dapat berlangsung dengan lebih efektif dalam
jangka panjang.
“Di sepanjang trase KCJB, ada 15,390 bantalan rel berjenis ballastless track. Bantalan
rel jenis ini dipilih karena memiliki kekuatan dan stabilitas yang tinggi. Jadi KCJB dapat
melintas di kecepatan tinggi dengan sangat aman dan nyaman,” jelas Dwiyana.
Seluruh bantalan rel yang diproduksi dengan teknologi canggih ini merupakan hasil
dari transfer knowledge dan teknologi yang terjadi dari adanya kerjasama antar
bangsa dalam proyek KCJB. Pembuatan Slab Track ini awalnya dikerjakan oleh main
contractor Sinohydro, namun sekarang PT Wijaya Karya (WIKA) melalui WIKA Beton
telah mengambil alih sepenuhnya pembuatan slab track yang pengerjaannya
dilakukan di Slab Track Prefabrication Workshop di Dawuan, Purwakarta.
“Slab track KCJB saat ini diproduksi oleh kontraktor dalam negeri, PT WIKA setelah
sebelumnya pembuatan slab track dilakukan oleh Sinohydro. Ini merupakan hasil
yang didapat dari adanya kerjasama antar bangsa selama pengerjaan proyek KCJB.
Ada banyak transfer teknologi dan knowledge di dalamnya yang berdampak besar
pada kemajuan konstruksi di Indonesia,” ujar Dwiyana.
Di saat bersamaan, KCIC juga sedang menyiapkan rel yang akan dipasang di atas
slab track tersebut. Rel yang dipakai untuk KCJB merupakan batang rel berstandar
UIC 60 atau R60 yang setiap batangnya memiliki panjang 50 meter. Saat ini, seluruh
batang rel sedang dalam proses welding di Depo Tegalluar, Cileunyi, Jawa Barat,
untuk disambung menjadi sepanjang 500 meter per batangnya. Tujuannya adalah
untuk meminimalisir sambungan sehingga KCJB dapat melintas dengan lebih aman
dan nyaman.
“Kami juga sudah mendatangkan 11 ribu batang rel berstandar UIC 600 yang
panjangnya 50 meter. Saat ini seluruh batang rel sedang dalam proses welding di
Depo Tegalluar agar menjadi 500 meter. Dengan rel seperti ini, lintasan KCJB akan
minim sambungan sehingga menghasilkan lintasan yang nyaman dan aman untuk
dilalui KCJB. Seluruh batang rel tersebut akan dipasang dalam waktu dekat seiring
dengan selesainya pengerjaan konstruksi,” ungkap Dwiyana.
Di sisi lain, saat ini KCIC sedang menyiapkan Electric Multiple Unit (EMU)
berteknologi canggih yang sentuhan akhirnya terinspirasi dari hewan endemik dari
Indonesia, yaitu Komodo. EMU bertipe CR400AF ini ditopang dengan teknologi yang
mampu memonitor ancaman bencana, mampu meredam getaran dan kebisingan, dan
sudah menggunakan teknologi CTCS 3/GSM-R yang sudah terbukti mampu
menunjang keselamatan oleh industri kereta api cepat dunia.
Rencananya, PT KCIC akan menyiapkan 11 trainset untuk melayani penumpang yang
ingin menikmati kecanggihan KCJB. Saat ini, rangkaian kereta cepat tersebut sedang
dibangun di CRRC Sifang, Qingdao, provinsi Shandong, Tiongkok. Kereta yang sudah
dibuat sejak Mei 2021 tersebut, direncanakan akan tiba di Indonesia pada Juni 2022.
Tak hanya itu, KCJB juga sedang menyiapkan inspection train atau kereta ukur untuk
kebutuhan ujicoba dan perawatan KCJB. Kereta ukur dengan spesifikasi yang sama
hebatnya dengan rangkaian CR400AF ini, dirancang agar dapat mendeteksi kondisi
lintasan, pengukuran listrik aliran atas atau Overhead Contact System (OCS),
pengujian dan pemeriksaan jaringan komunikasi, sistem sinyal, serta dinamika dan
integrasi rel-roda dalam kecepatan tinggi hingga 350 km/jam.
Lebih lanjut, dengan dimulainya pemasangan slab track ini, Dwiyana menyebut
pihaknya semakin termotivasi untuk melakukan percepatan pembangunan untuk
mewujudkan target operasi. Selain penyelesaian konstruksi, persiapan operasional
KCJB juga berproses secara paralel. Seperti mempersiapkan aturan kereta api cepat
hingga SDM.
“Dengan dimulainya pengerjaan track laying, kami memiliki harapan besar target akan
terpenuhi. Untuk itu kami akan fokus mengerjakan segala kekurangan dalam proyek
ini dan melakukan beragam persiapan seperti peraturan kereta api cepat dan SDM,”
tegas Dwiyana.*
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Rahadian.Ratry@kcic.co.id