Pinjaman Luar Negeri KCJB Bersumber dari China Development Bank

Jakarta, 17 Oktober 2021- Pinjaman modal luar negeri menjadi salah satu bentuk
pembiayaan dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Presiden Direktur
PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyebutkan proyek KCJB didanai lewat skema
B2B yang salah satunya bersumber dari pinjaman dana dari China Development
Bank.
Dijelaskan, dalam proyek ini, pinjaman modal luar negeri berasal dari China
Development Bank sebesar 75 persen. Sementara 25 persen modal lainnya
dikucurkan oleh ekuitas pemegang saham. Rinciannya 60 persen dari konsorsium
BUMN Indonesia yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% dari
Konsorsium BUMN China, Beijing Yawan HSR Co Ltd asal Tiongkok.
Pinjaman modal luar negeri ini dilaporkan secara berkala ke Kementerian Keuangan
dan Bank Indonesia. Dalam pelaporan Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) bulan
September disebutkan jika komitmen pinjaman luar negeri untuk proyek KCJB adalah
USD 2.731.800.000 dan CNY 11.485.579.920.
“Investasi Kereta Cepat pasti akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan
ekonomi dengan adanya belanja modal proyek dalam negeri (onshore) yang
jumlahnya mencapai 69%. Material besi, pipa, pasir, semen, beton dan lainnya
bersumber dari pembelanjaan dalam negeri,” ujar Dwiyana.
Dengan tingkat belanja modal proyek dalam negeri yang mencapai 69 persen,
pembelanjaan proyek KCJB menjadi tentunya menjadi salah satu penggerak
pertumbuhan ekonomi di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.

Disamping belanja modal proyek dalam negeri, selama proses pembangunannya,
proyek KCJB sudah memberikan dampak positif lainnya seperti skema bagi untung
dalam pembebasan lahan, peningkatan kualitas dalam relokasi fasilitas sosial (fasos)
dan fasilitas umum (fasum), pembangunan infrastruktur untuk masyarakat hingga
program community development.
PT KCIC sudah menggelontorkan lebih dari Rp2 miliar untuk pembangunan fisik dan
non fisik di masyarakat di sekitar trase KCJB dalam program CSR. Anggaran ini
diwujudkan dalam bentuk program-program pendidikan, bantuan ekonomi, sosial
hingga pembangunan infrastruktur.
GM Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya menjelaskan hingga pekan pertama
Oktober, progress proyek KCJB sudah mencapai 79 persen. PT KCIC hingga saat ini
berupaya melakukan percepatan pembangunan secara komprehensif di 237 titik kerja
untuk mengejar target operasional di akhir tahun 2022.
“Penambahan titik kerja merupakan salah satu strategi yang kami gunakan untuk
mempercepat proses pembangunan. Selain itu, kami juga menambah alat dan shift
kerja agar pengerjaan proyek KCJB menjadi optimal,” ujarnya.
Prioritas PT KCIC saat ini adalah pengerjaan tunnel, elevated track dan juga subgrade.
Di sisi lain PT KCIC juga melakukan koordinasi dan harmonisasi dengan kementerian
terkait dalam hal mempersiapkan rancangan peraturan terkait operasional Kereta
Cepat Jakarta-Bandung. Dari segi SDM, dilakukan pelatihan SDM dan persiapan SOP
terkait operasional kereta sebagai bentuk persiapan jelang operasional.

Untuk diketahui PT KCIC menjadi bagian dari masyarakat Indonesia untuk
membangun lebih dari sekadar transportasi dan menawarkan lebih dari sekadar bisnis
dengan menciptakan harmonisasi dan kombinasi transportasi dan integrasi regional
secara berkelanjutan. PT KCIC saat ini merupakan pemilik proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN)
pemerintah Indonesia sesuai dengan Perpres No. 3/2016.


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Mirza Soraya, Corporate Secretary
email: mirza.soraya@kcic.co.id

Share

Facebook
Twitter
LinkedIn