Cikarang, 30 September 2019 – Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) catatkan momentum besar dalam hubungannya dengan percepatan pembangunan. Setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan terowongan Walini pada Mei 2019 lalu, Proyek KCJB menorehkan progress penting pada proses pembangunan jalur elevated (jalur layang). Hal itu ditandai dengan berhasil diinstalasinya girder di casting yard #1, Cikarang Barat yang merupakan tempat produksi girder terbesar untuk Proyek KCJB, seluas 28 hektar, Senin (30/9).
Prosesi Instalasi box girder pertama dengan bobot 800 ton tersebut disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia Xiao Qian, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin, Komisaris Utama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) Bintang Perbowo, Direktur Utama PSBI Natal Argawan Pardede, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Chandra Dwiputra, beserta Direksi perusahaan BUMN lainnya.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan bahwa 60% dari total keseluruhan trase KCJB didominasi oleh struktur elevated, pemasangan box girder ini akan mendorong percepatan pembangunan trase yang direncanakan tersambung keseluruhannya pada 2020 mendatang. Ia meyakini bahwa selain sebagai milestone, proses instalasi ini dapat menjadi semangat untuk mewujudkan kereta cepat sebagai solusi masyarakat perkotaan dalam bertransportasi antar kota dengan cara dan nuansa yang baru.
”Kereta Cepat Jakarta Bandung hadir sebagai solusi masyarakat dalam bertransportasi antar kota, menawarkan kecepatan dari segi waktu, sehingga perjalanan lebih aman, efektif, efisien, dan nyaman.” ujar Chandra.
Selain pemasangan box girder, kabar baik berkenaan dengan progress Proyek KCJB juga datang dari Bandung, dimana salah satu bridge continuous beam yang terbentang di atas ramp jalan tol Purbaleunyi telah sukses tersambung.
”Terdapat milestone lain dimana salah satu bridge continuous beam kita di DK131 yang berlokasi di Buah Batu, Bandung telah sukses tersambung pada Rabu, 25 September lalu.” terang Chandra, menyampaikan kabar baik tersebut dalam sambutannya.
Momentum ini dapat menjadi semangat untuk mewujudkan kereta cepat sebagai solusi masyarakat perkotaan dalam bertransportasi antar kota dengan cara yang baru. ”Lebih dari itu, kereta cepat Jakarta Bandung ini hadir sebagai solusi masyarakat dalam bertransportasi antar kota dengan cara dan nuansa baru, menawarkan kecepatan dari segi waktu, sehingga perjalanan lebih efektif dan efisien, aman dan nyaman.” Ujar Chandra.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno memastikan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) berjalan on target. ”Ini merupakan pencapaian luar biasa dan suatu lompatan untuk memacu semangat sinergi semua pihak yang terlibat untuk mewujudkan Kereta Cepat pertama pada 2021.Saya terus mendukung dan mendorong semoga berjalan baik dan dapat beroperasi sesuai yang ditargetkan,” tegas Menteri Rini.
Sebagai informasi, untuk memenuhi kebutuhan box girder di sepanjang trase, proyek kereta cepat Jakarta Bandung memiliki tiga buah Casting Yard yang tersebar di beberapa titik di Cikarang dan Bandung. Dalam proses pembangunannya, PT KCIC dan kontraktor yang terlibat dalam proyek pembangunan kereta cepat pertama di Indonesia; Sinohydro, WIKA dan CREC, terus mengupayakan proses pengerjaan dengan metode yang efektif dan efisien agar proyek dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Sinergi untuk mempercepat prosesnya juga diterapkan dalam proses pengerjaannya.
Di casting yard #1 DK28 misalnya, sinergi dilakukan antara Sinohydro dan WIKA. Dimana dalam pengimplementasiannya Sinohydro terlibat dalam proses pembuatan girder sedangkan WIKA terlibat dalam proses pembuatan pier. Hingga akhir September 2019 ini, WIKA telah menyelesaikan 14 pier di DK28 tersebut. Jumlah tersebut diluar puluhan bahkan ratusan pier yang akan berdiri di sepanjang sisi jalan tol Jakarta – Cikampek. Dalam praktek konstruksinya, WIKA terus mengupayakan percepatan pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek kualitas dari mutu bahan yang digunakan seperti penggunaan flyash untuk memperkokoh dan memperhalus permukaan pier yang dibangun. Tentunya hal ini merupakan upaya menghadirkan kereta cepat dengan mutu dan kualitas pembangunan terbaik mengingat ini merupakan proyek kereta cepat yang pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.