BANDUNG, 14 Mei 2019 – Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mencapai milestone baru setelah Tunnel Walini di Jawa Barat berhasil ditembus. Setelah pengerjaan yang dilaksanakan selama 15 bulan, tunnel dengan panjang 608 meter ini menjadi tunnel pertama dari 13 tunnel KCJB lainnya yang berhasil ditembus.
Detik-detik penembusan Tunnel Walini dikemas dalam acara bertajuk “Tunnel Walini Breakthrough” dan prosesnya disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia Xiao Qian, Direktur Jendral Pengadaaan Tanah Arie Yuriwin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna.
Kehadiran jajaran Menteri dan Pimpinan Pemerintahan Daerah disambut oleh jajaran direksi dan manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pemilik proyek KCJB beserta jajaran dan manajemen dari perusahaan yang menjadi shareholder diantaranya PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII (Persero).
Bersamaan dengan acara penembusan Tunnel Walini, KCIC dan jajaran instansi BUMN juga menyelenggarakan Padat Karya Tunai dan Bazar Pangan Murah yang dihadiri oleh warga sekitar trase proyek KCJB, seperti di Mandalasari. Rangkaian acara ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan sekaligus sebagai ajang bagi perusahaan untuk semakin dekat dengan masyarakat di sekitar Tunnel Walini.
Dalam sambutannya, Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra menyampaikan apresiasi kepada para kontraktor atas keberhasilannya menembus Tunnel Walini. Pengerjaan tunnel selama ini menjadi menjadi salah satu prioritas dalam proyek KCJB dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan durasi kerja yang lama. Dengan demikian, Chandra meyakini bahwa titik-titik pembangunan lainnya yang kini sedang dikerjakan akan segera rampung. Apresiasi yang sama juga ditujukan kepada Pemerintah Indonesia yang selama ini terus memberikan dukungan dan berperan aktif dalam menyelesaikan sejumlah hambatan yang dihadapi saat mengerjakan proyek KCJB.
“Berkat dukungan dari seluruh pihak, kini, Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung telah mencapai progress 17,38%. Pembangunannya sedang digelar secara masif dan merata di berbagai titik guna mencapai target progress pada akhir tahun sebesar 59,78%. Milestone ini akan semakin menumbuhkan keyakinan dalam diri masyarakat Indonesia bahwa memiliki kereta cepat di Indonesia bukan lagi menjadi impian yang tidak bisa diwujudkan,” ungkap Chandra dalam sambutannnya.
Sebagai tunnel pertama yang berhasil ditembus, Tunnel Walini memiliki lebar diameter dalam mencapai 12,6 meter dan lebar diameter luar mencapai 14,3 meter. Terowongan yang berlokasi di Kecamatan Cikalongwetan, Bandung Barat ini memiliki wesel di dalamnya serta 2 jalur kereta cepat dengan posisi DK95+472 pada inlet dan DK96+080 pada outlet. Sisi outlet dari tunnel ini akan langsung terhubung dengan Stasiun Walini.
Proses konstruksi Tunnel Walini dilakukan pada sisi inlet dan outlet secara bersamaan dengan menggunakan metode open-cut dengan menggali permukaan tanah hingga ke dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu (slope angle). Tunnel Walini sendiri merupakan tunnel garis lurus dengan kemiringan 1‰ (satu per mil) dan memiliki klasifikasi tingkat batuan yang cukup tinggi (grade V) serta kedalaman maksimum 37 meter. Dengan metode ini, sisi inlet tunnel memiliki total panjang galian 228 meter sedangkan sisi outlet sepanjang 380 meter. Pengerjaannya sendiri melibatkan lebih dari 120 pekerja konstruksi dengan penggalian tunnel mencapai rata – rata 35 meter dan pengecoran secondary lining rata-rata 36 meter setiap bulannya.
Kilas Balik Proses Konstruksi Tunnel Walini
Tahap persiapan konstruksi Tunnel Walini telah dimulai sejak semester kedua di tahun 2017 yang juga mencakup pada tahap konstruksi Guide Wall dan Pipe Roof. Pada Juli 2018, pengerjaannya berlanjut dengan penggalian pertama pada sisi outlet tunnel dan pekerjaan lain diantaranya supporting, invert, secondary lining. Seiring dengan penggalian pada sisi outlet tunnel, 30 Desember 2018 dimulai proses penggalian pada sisi inlet tunnel. Setelah berhasil ditembus, pengerjaan pada tunnel ini akan terus berlanjut dengan pekerjaan konstruksi lainnya seperti tracking, signaling dan pemasangan kabel.
Stasiun kereta cepat Walini akan terkoneksi dengan moda transportasi umum lainnnya guna meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat pada kawasan tersebut. Dengan lahan seluas 1.278 hektar, Walini merupakan salah satu titik proyek kereta cepat yang diproyeksikan sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD). Sistem integrasi dan pembangunan infrastruktur transportasi umum yang baik pada kawasan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga dapat menstimulasi daya saing dan pertumbuhan ekonomi secara efektif.
Tak Hanya Tunnel Walini, Pertengahan Tahun 2019 TBM Juga Siap Menembus Tunnel 1 di Halim
Sejalan dengan Tunnel Walini yang berhasil ditembus, Tunnel Boring Machine (TBM) yang didatangkan dari Tiongkok pun akan segera beroperasi untuk melakukan pengeboran di Tunnel #1 Halim. Kini, alat bor terbesar yang pernah ada di Indonesia ini akan melalui tahap ujicoba sistem dan ditargetkan akan bisa digunakan untuk menembus lapisan tanah di bawah tol Cikampek mulai KM 3+300, dari arah Jakarta pada Juni 2019.
TBM KCJB akan bekerja secara intensif dengan standar pengoperasian selama 24 jam tanpa henti. Pada kecepatan tertinggi mesin bor ini memiliki mata bor (cutting knives) yang dirancang khusus dari logam keras dan dapat melubangi lapisan tanah sepanjang delapan meter per harinya. Untuk memudahkan dan mempercepat proses pengeboran, TBM KCJB juga dilengkapi dengan Slurry Treatment Machine yang akan berfungsi untuk mengolah material tanah hasil bor menjadi kompartemen yang mudah diangkut.
KCIC Wuz Wuz Yes! Kereta Cepat Punya Indonesia!