Jakarta, 7 November 2021 | Saat ini, kemegahan lintasan Kereta Cepat JakartaBandung (KCJB) telah jadi pemandangan baru yang menghiasi perjalanan JakartaBandung. Berbanding lurus dengan kemegahannya, rupanya beton-beton yang
menopang lintasan KCJB tersebut dibangun dengan material kelas satu dan standar
pengawasan mutu yang tinggi. Hal ini ditegaskan langsung oleh Dwiyana Slamet
Riyadi selaku Presiden Direktur PT KCIC.
“Sebagai bagian dari kemajuan peradaban transportasi di Indonesia. Proyek KCJC
dibangun pakai material nomor satu dan setiap prosesnya dikontrol dengan standar
pengendalian mutu yang tinggi,” tegasnya.
Dijelaskan Dwiyana, standar mutu beton yang digunakan pada proyek KCJB tidak
memakai standar mutu K dan FC (Mpa) yang umum digunakan di Indonesia,
melainkan standar mutu C. Pada dasarnya, Dwiyana menjelaskan ketiga standar
mutu tersebut mampu menghasilkan kekuatan tekan pada beton yang baik. Hanya
saja, standar mutu C yang dipakai KCJB memiliki kelebihan yang cukup spesifik,
terutama pada durability environment. Standar mutu C disebut memiliki keunggulan
dalam hal spesifikasi Additive beton yang lebih menyesuaikan kondisi lingkungan.
“Beton pada konstruksi KCJB tidak pakai K dan FC (Mpa) tapi pakai standar mutu C.
Pada dasarnya ketiga standar ini kekuatan tekannya sama. Tapi additive betonnya
lebih menyesuaikan kondisi lingkungan jadi lebih unggul pada durability environment,”
jelasnya.
Lebih lanjut, Dwiyana menekankan kalau seluruh konstruksi KCJB sudah memenuhi
syarat untuk menjadi menggunakan High Performance Concrete (HPC). Adapun
persyaratan tersebut antara lain harus memiliki kekuatan pada 4 jam lebih sama
dengan 17,5 Mpa, pada 24 jam lebih sama dengan 35 Mpa, pada 28 hari lebih sama
dengan 70 Mpa, faktor durabilitas lebih sama dengan 80% setelah 300 hari siklus
pembekuan dan pencairan, serta faktor air semen kurang sama dengan 0,35.
“Konstruksi beton KCJB memenuhi persyaratan kinerja sebagai High Performance
Concrete. Beton sudah melewati berbagai uji kekuatan dan kualitas secara berkala.
Material yang dipakai juga diseleksi secara ketat,” papar Dwiyana.
Tak cukup sampai di situ, Dwiyana menjabarkan kalau perbedaan dasar lainnya
antara beton yang dipakai pada proyek KCJB dan konstruksi lainnya di Indonesia
terletak pada concrete mix ratio. Ia menyebut kalau KCJB memiliki beton yang dibuat
menggunakan lebih banyak fly ash untuk menghasilkan durabilitas yang lebih baik.
“Fly ash yang dipakai sebagai campuran beton KCJB itu lebih banyak. Cukup berbeda
dengan konstruksi lain. Hasilnya kekuatan beton pun semakin baik,” paparnya.
Selain itu, Beton berstandar tinggi yang dipakai pada lintasan KCJB juga dihasilkan
dari pasir Tayan yang dikenal dengan tingkat kemurnian tinggi sebagian bagian dari
komposisi beton.
“Pasir yang dipakai untuk KCJB diseleksi dengan ketat dan pasir Tayan yang
didatangkan dari Pontianak pun dipilih karena kemurniannya sangat bagus soalnya
berasal dari sungai yang minim pencemaran kimia,” Papar Dwiyana.
Lebih detail lagi, Dwiyana mengatakan kalau batching plant untuk KCJB berbeda
dengan yang lainnya di Indonesia. Seluruh material untuk mainline ditempatkan di
area yang terhindar langsung dari hujan dan terik matahari. Dengan cara seperti ini,
Dwiyana menegaskan kalau kualitas material akan tetap terjaga dengan lebih baik
lagi.
Pemilihan baja pada beton KCJB juga diakui melalui proses seleksi yang sangat ketat.
Sampai akhirnya, proyek KCJB memilih menggunakan baja karbon dengan spesifikasi
HRB. Dwiyana mengatakan kalau baja tersebut memiliki tingkat kekerasan yang tinggi
dan telah teruji mampu menahan beban indentasi atau penetrasi. Spesifikasi ini
dianggap paling cocok untuk lintasan kereta yang melaju hingga 350 km/jam.
“KCJB nanti bisa melaju sampai 350 km/jam. Jadi butuh baja yang tingkat
kekerasannya tinggi dan sudah teruji mampu menahan indentasi dan penetrasi. Jadi
penyeleksian baja untuk beton KCJb harus sangat ketat. Tentu saja akhirnya kita
pakai yang terbaik, yaitu baja karbon dengan spesifikasi HRB,” tuturnya.*
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Mirza Soraya, Corporate Secretary
email: mirza.soraya@kcic.co.i