9 Kantah Sukses Serahkan Hasil Pengadaan Lahan Pembangunan Prasarana Kereta Cepat, Proses Pembangunan Dipacu Secara Progresif

Kabupaten Bandung Barat – Proses pengadaan lahan pembangunan trase kereta cepat Indonesia, Jakarta Bandung mencapai titik akhir yang ditandai dengan dilakukannya serah terima hasil pengadaan lahan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat, Kamis (3/10), di Mason Pine Hotel. Dengan ini 9 Kabupaten telah sukses menyerahkan hasil pengadaan lahan pembangunan kereta cepat sekaligus membuktikan konsistensi pihak BPN untuk menyelesaikan pengadaan lahan proyek kereta cepat sebelum akhir 2019.

Kabupaten Bandung Barat menyerahkan 1.028 bidang seluas 32,43 hektar dari 14 Desa di 4 Kecamatan di wilayah tersebut. Angka tersebut merupakan sebagian besar dari total target rencana pengadaan lahan 1.425 bidang seluas 51.61 hektar. “Sisa tanah yang masih belum terselesaikan akan segera diselesaikan sesuai dengan prosedur yang ada.” Ujar Hail Surisno selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat.

Dengan dilakukannya serah terima hasil lahan ini, pengadaan lahan untuk pembangunan proyek kereta cepat telah mencapai 99,03% dengan total jumlah areal seluas 6,2 juta m2. “Sisa 1%nya, kami mohon kepada seluruh instansi terkait untuk membantu agar target dapat terselesaikan” Natal Argawan Pardede selaku Direktur Utama PT PSBI saat menjelaskan progress pengadaan lahan.

Adiana Ratry selaku Kepala Bidang Pengadaan Tanah Kanwil Jawa Barat juga kembali menegaskan akan mengupayakan penyelesaian lahan sampai paling lambat akhir 2019 mendatang. “Mudah – mudahan akhir tahun ini bisa selesai pengadaannya supaya tahun 2021 bisa lancar beroperasi.” Ujar Adiana.

Disisi lain, hingga akhir September 2019 lalu, progress pembangunan proyek kereta cepat Jakarta Bandung telah mencapai angka 34,895%. Di tanggal 30 September lalu, proses pembangunan berhasil mencapai titik baru dengan dilakukannya peletakan girder pertama dari struktur elevated proyek kereta cepat di casting yard terbesar kereta cepat di kawasan Cikarang Barat. Disaat yang hampir bersamaan, salah satu jembatan continuous beam di kawasan Buah Batu yang menyeberangi bagian atas tol Purbaleunyi, sukses tersambung.

“Ini merupakan pencapaian yang menggembirakan yang membuktikan konsistensi dari proses pembangunan kereta cepat.” ujar Riska Diah Purwanti selaku General Manager Land Acquisition PT KCIC sembari menjelaskan progres proyek.

Permudah Aksesibilitas dan Integrasi Dengan Moda Transportasi Lain Sepanjang Koridor Jakarta-Bandung
Dengan waktu tempuh yang cepat dan aman serta ditopang oleh teknologi modern, KCJB hadir untuk menjawab kebutuhan aksesibilitas dan mobilisasi masyarakat yang semakin tinggi. Selain itu, moda transportasi ini juga sangat siap berdampingan dengan moda transportasi massal lainnya di setiap titik pemberhentian, di 4 stasiun yaitu: Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar.

Pada kawasan Halim, stasiun kereta cepat akan terintegrasi dengan Light Rail Transit Jakarta, Bus Rapid Transit (BRT) dan memiliki akses strategis dikarenakan lokasinya yang cukup dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma. Dari semua advantage tersebut, kelak KCJB dapat membantu memecahkan stagnasi sehingga konsentrasi mobilisasi transportasi publik di ibukota dapat lebih efektif dan efisien, khususnya pada Kawasan timur Jakarta menuju Bandung maupun sebaliknya.

Hal tersebut disambut baik oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat akan terus mengupayakan proses integrasi dengan LRT Bandung Raya yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Tak hanya itu, KCJB juga akan terintegrasi dengan Kereta Rel Diesel (KRD) yang akan menghubungkan stasiun kereta cepat dengan stasiun kereta api eksisting di kawasan Cimekar, Bandung. Termasuk dengan Bus Rapid Transit (BRT) yang akan dibangun di Karawang dan Walini

Sistem Operasional dan Perawatan Kereta Cepat
Guna mempersiapkan masa operasi pada 2021 mendatang, sistem operasional dan perawatan kereta cepat telah dipersiapkan secara matang, termasuk manajemen sumber daya manusia, hingga pengembangan TOD dan bisnis non kereta.

Dari sisi tenaga kerja, PT KCIC selaku pemilik proyep saat ini sudah mulai melakukan perekrutan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja sama dengan instansi pendidikan yang berkaitan dengan bidang perkeretaapian. SDM yang terpilih akan mengikuti sejumlah program yang telah dipersiapkan oleh perusahaan. Pada saat operasional kereta cepat nanti, tidak kurang dari 2000 tenaga kerja akan terlibat aktif di dalamnya.

Dalam upaya persiapan SDM mulai dari penyerapan tenaga kerja professional hingga penyusunan peraturan dan standar saat ini terus dipersiapkan. PT KCIC juga turut menjalin kerjasama dengan instansi lain untuk turut terlibat menjadi bagian dari sejarah dalam mewujudkan pembangunan moda transportasi modern antarkota. Hal itu diimplementasikan nyata oleh PT KCIC dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama (MoU) dengan MRT Jakarta pada Selasa (10/9) lalu.

Sebagai pionir dalam dunia perkeretaapian modern, PT KCIC dan MRT Jakarta bersepakat untuk melakukan transfer knowledge terkait dengan sistem operasional dan pemeliharaan sarana yang mencakup pengembangan kompetensi sumber daya manusia, inovasi hingga strategi pengembangan TOD dan bisnis non kereta lainnya. Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra berpandangan, kerja sama tersebut akan melahirkan sinergi yang baik serta menjadi simbol komitmen perusahaan transportasi massal perkeretaapian tanah air dalam upaya mewujudkan sistem transportasi massal yang terintegrasi untuk mendukung kemudahan mobilisasi masyarakat perkotaan khususnya Jakarta – Bandung di masa depan.

Share

Facebook
Twitter
LinkedIn