Penandatanganan MoU PT KCIC dan Kementrian Perhubungan, Dukung Operasional Kereta Cepat Indonesia

JAKARTA, 10 Oktober 2019 – Dalam rangka persiapan operasional kereta cepat Jakarta Bandung dan perkembangan moda transportasi perkeretaapian Tanah Air, PT KCIC melakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia terkait dengan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian di Bidang Perkeretaapian. Sore itu, nota kesepakatan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dan Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra dan disaksikan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi.

Djoko Sasono dalam sambutannya mengatakan bahwa kesepakatan yang ditandatangani telah dipersiapkan dalam waktu yang cukup lama melingkupi pendidikan, pelatihan dan sertifikasi. “Kesepakatan ini untuk mempersiapkan dalam rangka menghadapi ilmu baru bidang kereta cepat.” Ujar Djoko.

Sejalan dengan hal tersebut Chandra Dwiputra menyebutkan bahwa saat ini progress pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung sudah sampai tahap persiapan operasional dan dalam prosesnya mendapatkan banyak dukungan Kementerian Perhubungan.

“KCIC sudah merekrut SDM muda yang nantinya akan diberikan pelatihan khusus untuk operasional kereta cepat karena membutuhkan waktu setahun agar mereka benar benar siap dalam operasional kereta cepat di tahun 2021, dimana dalam hal ini PT KCIC juga mendapatkan dukungan dan bantuan dari sekolah – sekolah perkeretaapian seperti Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan Politeknik Pekeretaapian Indonesia (PPI) Madiun yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan” ujar Chandra.

Agustus 2019, proses perekrutan awak sarana kereta cepat sudah dilakukan di kedua sekolah tersebut. Nantinya para mahasiswa yang telah berhasil melalui proses seleksi akan mendapatkan program pelatihan yang akan diadakan di Indonesia dan di Tiongkok. Mengingat kereta cepat Jakarta Bandung merupakan yang pertama di Tanah Air bahkan di Asia Tenggara, hal ini dilakukan untuk memastikan para mahasiswa memiliki kecakapan yang mumpuni untuk mengoperasikan kereta cepat. Disisi lain hal ini merupakan bentuk alih ilmu (knowledge transfer) dimana para mahasiswa Tanah Air berkesempatan untuk mempelajari dan mendapatkan pelatihan di negeri Tiongkok secara langsung.

Budi Karya Sumadi meyakini bahwa proses ini merupakan suatu peluang yang baik bagi Indonesia untuk mempelajari hal baru. “Kesempatan untuk kita memberikan dosen dosen dan anak – anak kita belajar tentang hal ini, suatu ilmu baru, suatu hal baru, sehingga kita punya kebanggaan lain tentang Indonesia.”

Adapun nota kesepakatan yang ditandatangani mencakup hal – hal terkait dengan alih ilmu di bidang perkeretaapian, penyediaan dan pertukaran tenaga ahli, pengembangan, pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang perkeretaapian yang meliputi tenaga operasional, perawatan dan pemanfaatan sarana prasarana. “Semoga apa yang kita lakukan membawa pengaruh baik untuk bangsa, kami mensupport kegiatan ini.” Lanjut Budi menutup sambutannya.

Share

Facebook
Twitter
LinkedIn