Keren! Proyek KCJB Bawa Teknologi Baru untuk Indonesia

Jakarta, 16 Oktober 2021 – Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)
yang dilakukan oleh PT KCIC rupanya tak hanya menghadirkan moda transportasi
baru bagi Indonesia, tapi juga menjadi ajang transfer pengetahuan dan teknologi bagi
SDM di bidang konstruksi dalam negeri.
“Sejak awal pembangunan, proyek KCJB membawa banyak teknologi dan metodemetode baru di bidang konstruksi. Hal ini otomatis akan memberikan pengalaman dan
pembelajaran bagi perencana pembangunan maupun pelaksana untuk perancangan
metode kerja di proyek di Indonesia selanjutnya,” jelas Direktur Utama PT KCIC,
Dwiyana Slamet Riyadi.
Salah satu transfer teknologi dan pengetahuan yang terjadi dari Tiongkok ke
Indonesia melalui proyek KCJB adalah penerapan metode Cast in Situ untuk full span
girder. Dwiyana menjelaskan, meski metode Cast in Situ adalah metode yang telah
kerap diterapkan di Indonesia, namun Cast in Situ girder full span sekaligus seperti
yang diterapkan di Proyek KCJB ini adalah yang pertama di Indonesia. Dwiyana
memaparkan bahwa metode Cast in Situ untuk full span girder sepanjang 32 meter ini
dilakukan sesuai dengan standar kualitas tinggi dan persyaratan desain struktur
kereta cepat.
“Cast in Situ adalah metode cor di tempat langsung 1 span penuh. Metode Cast in
Situ sendiri sudah sering dilakukan di Indonesia, namun biasanya tidak sekaligus.
Yang sudah ada, misalnya dicor, dilakukan bertahap atau segmen per segmen (tidak
sekaligus). Bisa dibayangkan, yang di proyek KCJB ini langsung jadi full 1 span,

dengan panjang girder 32 meter. Sehingga ini yang membedakan dengan metode
Cast in Situ yang sudah ada,” ujarnya.
Dalam praktiknya, Wijaya Karya (WIKA) selaku kontraktor lokal dalam konsorsium
kontraktor KCJB melakukan pengembangan dari pengalaman pada proyek-proyek
sebelumnya serta menyerap teknologi dan metode konstruksi dari Casting Yard #1
DK28 Sinohydro. Berbekal pengalaman dan serapan pengetahuan dari kontraktor
Tiongkok, Wijaya Karya melakukan pengembangan metode Cast in Situ untuk dapat
dilaksanakan secara full span dan sekaligus. Kontraktor Wijaya Karya bertanggung
jawab pada pembuatan 137 full span box girder di proyek KCJB.
Selain itu, alih pengetahuan juga terjadi pada proses Girder Erection dari masingmasing Casting Yard, yang merupakan tempat pembuatan girder box precast. Meski
serah terima teknologi tidak secara langsung, namun melalui pelibatan tenaga kerja
lokal secara langsung, metode perencanaan dan kerja dari Proyek KCJB yang inovatif
pun dapat dipelajari.
“Metode kerja inovatif pada proses Girder Erection di Proyek KCJB ini memberikan
percontohan bagaimana pembangunan infrastruktur publik di jalur sibuk tetap dapat
berjalan tanpa menghambat aktivitas masyarakat di sekitarnya,” papar Dwiyana.
Selain itu, transfer teknologi juga terjadi dalam pengerjaan slab track, yaitu bantalan
rel kereta yang berbentuk pelat yang berfungsi meneruskan beban dari atas secara
merata. Slab track atau bantalan rel yang digunakan dalam proyek KCJB ini berbeda
dengan bantalan rel untuk kereta pada umumnya. Karena di cor beton, slab track ini
tidak memerlukan bebatuan ballast di sepanjang rel dan minim perawatan.
Sama seperti pengerjaan dengan Cast in Situ, pengerjaan slab track untuk trase KCJB
ini dilakukan dengan melibatkan langsung SDM Indonesia dari WIKA, setelah
sebelumnya mendapat pengarahan dan training langsung dari SDM Tiongkok yang
dimiliki oleh PT Sinohydro. Saat ini, pengerjaan slab track dilakukan sepenuhnya oleh

SDM dari WIKA yang prosesnya dilakukan di Slab Track Prefabrication Workshop di
Dawuan, Purwakarta. WIKA Beton akan melanjutkan produksi sebanyak 13.315 unit
slab track dalam periode satu tahun terhitung sejak pertengahan tahun 2021 hingga
pertengahan tahun 2022.
Dwiyana meyakini jika adanya transfer teknologi dan pengetahuan ini selama
pengerjaan proyek KCJB ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengalaman SDM
di Indonesia di bidang konstruksi. Pada Proyek KCJB, WIKA membentuk tim transfer
teknologi dari Sinohydro khususnya untuk pekerjaan konstruksi tunnel dan box girder,
dan terjun langsung ke pekerjaan tunnel #1 dan Casting Yard #1. Terkait pekerjaan
konstruksi tunnel, CREC membuat buku panduan pengerjaan tunnel sebagai bagian
dari transfer teknologi kepada Indonesia.
Secara simultan, terkait persiapan Standard Operational Procedure (SOP) dan
regulasi-regulasi terkait kereta cepat, HSRCC dan China Railway tengah
memfinalisasi dokumen untuk diserahkan kepada PT KCIC pada bulan Oktober 2021.
Sejumlah 625 SOP, regulasi dan materi pelatihan akan diserahkan untuk menjadi
referensi pembuatan SOP, Peraturan Menteri Perhubungan, serta bahan pelatihan
bagi SDM Kereta Cepat.
“Tenaga-tenaga ahli dari Tiongkok senantiasa membagikan pengalaman dan
pengetahuan dari proyek kereta cepat ini kepada berbagai kalangan, seperti asosiasi
profesi dan perguruan tinggi. Tidak hanya itu, anggota dari KAI, WIKA, hingga Dirjen
KA juga mendapatkan berbagai kesempatan pelatihan lapangan di berbagai titik
proyek KCJB,” tutup Dwiyana.
GM Corporate Secretary, Mirza Soraya menyebutkan PT KCIC sangat terbuka dalam
kolaborasi di dunia pendidikan. Mengingat banyak teknologi yang baru ada di

Indonesia dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang bisa dipelajari.
“Kami sangat terbuka untuk melakukan kolaborasi di bidang pendidikan. Proyek KCJB
ini bukan hanya menjadi lompatan di dunia perkeretaapian dan juga pembangunan di
Indonesia, tetapi juga membawa manfaat besar di dunia pendidikan,” ujarnya. (*)


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Mirza Soraya, Corporate Secretary
email: mirza.soraya@kcic.co.id

Share

Facebook
Twitter
LinkedIn