Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung
Gunakan Teknologi GSM-R Standar UIC

JAKARTA, 22 September 2021 – PT KCIC terus melakukan percepatan progres
konstruksi dan persiapan Operation Maintenance Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
Termasuk diantaranya menyiapkan sistem persinyalan yang menjadi salah satu kunci
safety operation.
Manager Technical Design PT KCIC, Indra Yulianto menyebutkan untuk persinyalan
Kereta Api Cepat akan menggunakan Teknologi GSM-R sebagai teknologi transmisi
data (train control data) mengadopsi teknologi yang dipakai di China Railway.
China Railway saat ini menggunakan sistem persinyalan CTCS-2 dan CTCS-3/GSMR untuk mendukung pengoperasian jalur Kereta Api Cepat sepanjang 37.900
kilometer. CTCS-2 digunakan untuk mendukung pengoperasian Kereta Api Cepat
dengan kecepatan maksimum 300 km/jam dan CTCS-3/GSM-R dengan kecepatan
maksimum 350 km/jam.
Teknologi ini ini dipilih karena GSM-R sudah proven dari sisi keselamatan dan
dioperasikan banyak operator Kereta Api Cepat di dunia, di Negara-negara Eropa,
China, Arab Saudi, dan Maroko. Teknologi ini juga termasuk teknologi yang stabil dan
sudah terstandardisasi oleh UIC atau International Union of Railways (Uni Kereta Api
Internasional). Artinya bahwa teknologi CTCS-3/GSM-R masih akan diandalkan oleh
sebagian besar operator Kereta Api Cepat di dunia dalam masa sekarang dan yang
akan datang.

“Teknologi GSM-R ini adalah yang paling mapan dan sudah terbukti dari berbagai sisi
untuk digunakan pada Kereta Api Cepat. Terutama dari sisi keamanan. Teknologi ini
stabil, dari sisi proteksi terhadap interferensi frekuensi,” ujar Indra dalam
keterangannya di Jakarta, Rabu (22/9/2021).
Adapun teknologi lainnya yang berbasiskan LTE, sampai saat ini masih dalam tahap
pengembangan. “China Railway baru melakukan tahapan pengembangan teknologi
LTE untuk mendukung pengoperasian Kereta Api Cepat, untuk sampai dengan
tahapan implementasi masih membutuhkan waktu yang cukup lama serta biaya yang
sangat besar untuk proses migrasi dari GSM-R ke LTE-R atau 5G-R,” jelasnya.
Indra menjelaskan, selain penggunaan frekuensi GSM-R, Kereta Api Cepat JakartaBandung dilengkapi dengan backup system dalam teknologi kontrol sistem
perkeretaapian. Backup system ini disiapkan untuk mengantisipasi apabila terjadi
gangguan persinyalan pada frekuensi GSM-R. Pada saat persinyalan “turun” ke
backup system, konsekuensinya adalah kecepatan jelajah maksimum kereta akan
berkurang dari 350 km/jam menjadi 300 km/jam. Dapat dikatakan, aspek keamanan
pada perjalanan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung sudah diperhitungkan dengan
matang, termasuk jika terdapat gangguan sinyal GSM-R di perjalanan.
“Sehingga ketika terjadi gangguan GSM-R secara tiba-tiba, hal ini tidak serta merta
mengganggu operasional Kereta Api Cepat. Teknologi kontrol atau sistem persinyalan
kita sudah diatur untuk mengantisipasi hal-hal semacam itu. Teknologi kontrol sistem
yang kita terapkan sangat memungkinkan Kereta Api Cepat untuk bisa tetap
beroperasi dengan aman,” jelas Indra.
“Selain itu, nantinya Sistem yang dibangun harus melalui proses pengujian (test and
commissioning) dan sertifikasi yang ketat dari pihak yang berwenang,” tambahnya.

GM Corporate Secretary Mirza Soraya menambahkan bahwa saat ini PT KCIC
sedang membahas kerjasama penggunaan frekuensi Telkomsel untuk mendukung
persinyalan dan dimediasi oleh Kemenkominfo, dimana kedua belah pihak sepakat
menjamin aspek safety pengoperasian Kereta Api Cepat dan meminimalisasi potensi
gangguan terhadap pelayanan Telkomsel kepada pelanggan.
Dalam pembahasan, PT KCIC bersama dengan Telkomsel sedang merumuskan
batasan-batasan yang aman sehingga penggunaan frekuensi GSM-R di pita 900 MHz
untuk Kereta Api Cepat tidak menganggu jaringan GSM publik yang digunakan
masyarakat umum saat ini dan sebaliknya frekuensi seluler tidak menganggu safety
pengoperasian Kereta Api Cepat.***


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Mirza Soraya, Corporate Secretary
email: mirza.soraya@kcic.co.id

Share

Facebook
Twitter
LinkedIn