WIKA Implementasikan Standar Khusus Kereta Cepat Dalam Konstruksi Cast In Situ Box Girder Stasiun Halim

April 28, 2020
WIKA Implementasikan Standar Khusus Kereta Cepat Dalam Konstruksi Cast In Situ Box Girder Stasiun Halim
Konstruksi pembangunan Stasiun Halim yang dirancang dengan struktur elevated, kini telah memasuki proses instalasi box girder.
Proses Cast In Situ Box Girder Stasiun Kereta Cepat Halim

Berbeda dengan konstruksi elevated lainnya dalam proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB), instalasi box girder di Stasiun Halim dilakukan dengan metode cast in situ. Pekerjaan ini dilakukan oleh PT Wijaya Karya Tbk (persero) selaku kontraktor Indonesia pertama dan satu – satunya yang dipercaya untuk mengawal konstruksi proyek KCJB. Meskipun merupakan proyek perdana di tanah air, prosesnya cast in situ menggunakan standar yang digunakan husus untuk konstruksi kereta cepat.

Jumat (20/03) KCIC melalui Departemen Quality Control melakukan inspeksi bersama dengan WIKA, CRDC, HSRCC dan CDJO, untuk memastikan pekerjaan pengecoran box girder dilakukan sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan. Mulai dari kesesuaian desain dengan gambar, standar material, sertifikasi, hingga metode pengecoran. Berdasarkan peninjauan, WIKA kemudian melaksanakan pengecoran pada Minggu (22/03).

Proses Cast In Situ Box Girder di Stasiun Kereta Cepat Halim

Cast in situ merupakan salah satu pekerjaan pembuatan beton secara langsung di lapangan kerja. Metode ini biasa digunakan pada lokasi kerja yang tidak mendukung untuk melakukan instalasi box girder dengan proses erection. Terdapat delapan tahap penting dalam proses cast in situ:

  • Persiapan Pekerjaan & Konstruksi Fondasi

Pekerjaan persiapan dilakukan dengan pengukuran posisi tengah box girder dan mobilisasi peralatan. Kemudian dilakukan konstruksi fondasi dimana campuran beton yang telah dibuat akan dituang ke permukaan tanah dengan ketebalan sesuai dengan desain.

  • Instalasi Shoring

Shoring merupakan rangkaian perancah (scaffolding) antar struktur pier sebagai penyangga box girder. Instalasi shoring dilakukan diatas lahan fondasi yang telah diratakan.

  • Pemasangan Sensor

Pemasangan sensor untuk mengontrol defleksi (perubahan bentuk pada balok vertikal) pada shoring dan formwork ketika melakukan uji beban pada shoring dan pada saat pekerjaan pengecoran berlangsung.

  • Instalasi Formwork

Setelah formwork atau bekisting (cetakan/tempat dimana beton basah dapat dituangkan) diinstalasi, tim akan melakukan survey untuk menandai formwork box girder. Baik proses instalasi  maupun pada saat survey perlu memperhatikan kebersihan di dalam formwork untuk memastikan kualitas beton tetap terjaga.

  • Uji Beban pada Shoring

Aktivitas ini mengacu pada standar Tiongkok QCR 9603 – 2015 yakni “Spesifikasi Teknis untuk Konstruksi Jembatan dan Terowongan Kereta Cepat”. Berdasarkan standar ini, terdapat beberapa tahap pekerjaan. Pertama dilakukan persiapan konstruksi uji beban dengan perkuatan shoring dan pengukuran terhadap ketinggian box girder. Kemudian dilakukan pemasangan bagian dasar box girder. Setelahnya dilakukan uji beban untuk mengukur daya dukung dan stabilitas struktur, mengamati perubahan elastisitas struktur, dan penurunan fondasi setiap 6 jam. Uji beban selesai ketika perbedaan nilai rata – rata penurunan tidak lebih besar dari 2mm.

  • Instalasi Batangan Besi & Bearing

Bearing merupakan perangkat struktural yang dipasang antara substrktur jembatan dan superstruktur untuk mentransfer beban seperti gempa, angin, lalulintas. Proyek KCJB menggunakan jenis spherical bearing (bantalan bulat) yang memberikan rotasi multi arah untuk konstruksi jembatan baik jalan raya maupun kereta api. Spherical bearing terdiri dari plat bantalan cekung, plat kawin cembung, plat sol atas dan plat pasangan bata bawah.

  • Pengecoran & Curing

Pengecoran beton dilakukan menggunakan kendaraan pompa dalam satu sesi selama sekitar 6 jam. Lalu dilakukan curing dengan penyiraman selama proses pengerasan beton untuk menghindari kekeringan dan memastikan kualitas beton dalam keadaan baik. Setelah kekuatan beton mencapai 65% (7 hari) formwork dapat mulai dibongkar.

  • Stressing / Tensioning

Dalam tahap ini, WIKA melakukan dalam 3 tahap mulai dari pra tensioning pada saat kekuatan beton mencapai 60% (sekitar hari ke 3 – 4). Kemudian tahap initial tensioning pada saat kekuatan beton mencapai 90% (sekitar hari ke 5 – 6).  Terakhir final tensioning yakni pada hari ke – 10. Selama prosesnya WIKA juga harus menjaga konsistensi dari slump (nilai kualitas campuran beton) untuk digunakan pada saat perbaikan pengecoran.

Indonesia Mampu Terapkan Konstruksi Standar Global

Karena proyek ini merupakan yang pertama di Indonesia, standar khusus konstruksi tersebut mengadaptasi dari luar negeri, yakni Tiongkok. Namun demikian, WIKA berhasil membuktikan diri mampu melakukan konstruksi dengan menggunakan standar khusus kereta cepat tersebut. Sehingga patut berbangga bahwa kereta cepat pertama di Indonesia dibangun dengan campur tangan karya anak bangsa.

* * *