Jakarta, 10 Februari 2021 | Seiring dengan percepatan konstruksi, proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung (KCJB) saat ini juga sedang mempersiapkan tahapan track laying. Secara
simultan, saat ini proyek KCJB sedang memproduksi dan memasang bantalan rel beton (slab
track) dan juga menyambung rel yang akan digunakan untuk KCJB. Rel yang dipakai untuk
proyek KCJB merupakan rel berstandar R60 dengan panjang 50 meter.
Dalam proses penyambungan dan pengelasannya digunakan mesin dengan teknologi
mutakhir yakni Mesin UN-200. Mesin ini dipakai untuk pengelasan rel KCJB dengan
mengadopsi metode Flash-butt Welding yang dikenal sebagai salah satu metode terbaik
untuk pengelasan di railway industry.
Dalam proses pengelasan rel dengan mesin UN-200, diperlukan tenaga ahli bersertifikasi
khusus untuk menjadi operatornya. Awalnya, tenaga ahli tersebut didatangkan dari Tiongkok.
Namun sejalan dengan proses Transfer of Technology yang berjalan baik di proyek LCJB, saat
ini tenaga kerja lokal sudah bisa mengoperasikan mesin Un-200 dan berangsur menggantikan
TKA.
“KCJB ini kan nanti akan melaju sampai 350 km/jam. Jadi lintasannya harus yang terbaik.
Untuk itu, dalam proses penyambungan dan pengelasan, kami menggunakan metode Flashbutt welding dengan mesin UN-200. Awalnya, mesin UN-200 dioperasikan oleh tenaga ahli
bersertifikasi khusus dari China, tapi seiring berhasilnya upaya transfer teknology, saat ini
tenaga lokal sudah mulai bisa mengoperasikan dan berangsur mulai menggantikan TKA yang
ada ,” papar Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi.
Fasilitas dan Workshop Pengelasan Rel KCJB dengan UN-200 berada di Area Workshop
Welding Factory seluas 8,4 Hektar yang b di Kawasan Tegalluar Bandung Timur. Dengan
mesin canggih ini, 1.805 batang rel akan disambung menjadi berukuran 500 meter. Tujuannya
agar lintasan KCJB yang melintang dari Halim sampai Tegalluar ini tidak memiliki banyak
sambungan. Minimnya sambungan rel jadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan
kenyamanan dan keamanan laju KCJB. Sampai saat ini, UN-200 sudah berhasil menghasilkan
sebanyak 872 batang rel sepanjang 500 m atau setara dengan 218 km.
Dwiyana menambahkan pihak KCIC melakukan pengelasan di factory Welding untuk menjaga
mutu pengelasan. Dengan melakukan pengelasan di factory welding, mutu sambungan rel
dapat lebih terkontrol.
Untuk diketahui cara kerja dari Flash-butt welding adalah dengan memanaskan kedua batang
rel yang akan disambung dengan mesin UN-200. Setelah mencapai suhu yang dibutuhkan,
kedua ujung barang rel tersebut disambung dengan tekanan tertentu hingga benar-benar
menyatu dengan sempurna.
Dengan kecanggihannya, mesin UN-200 mampu memberikan kualitas sambungan yang
konsisten pada setiap rel. Hal ini karena UN-200 memiliki kemampuan untuk merekam
perubahan tekanan dan suhu sambungan selama pemanasan dan pendinginan berlangsung,
serta mengidentifikasi sambungan secara otomatis.
“Dalam pengelasan Flash-butt Welding, mesin memegang kedua rel yang dipanaskan. Setelah
panas, kedua rel itu dipertemukan dan ditekan agar menyambung. Mesin Flash-butt Welding
dapat secara otomatis merekam dan mengingat proses perubahan tekanan hingga perubahan
suhu sambungan selama pemanasan dan pendinginan sehingga hasil penyambungan rel
sesuai dengan kebutuhan proyek KCJB,” papar Dwiyana.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Rahadian Ratry