Jakarta, 21 Oktober 2021 | Dalam fase awal ada 4 Stasiun yang digunakan untuk
melayani penumpang Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yaitu Stasiun
Tegalluar, Padalarang, Karawang dan Stasiun Halim.
Pelayanan KCJB akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Hal ini
dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna jasa.
Salah satu bentuk integrasi yang dihadirkan adalah dijadikannya Stasiun Padalarang
sebagai stasiun hub yang bersisian dengan jalur eksisting KAI di Padalarang.
Keberadaan stasiun ini dinilai dapat meningkatkan konektivitas penumpang dari pusat
Kota Bandung dan Cimahi yang akan menggunakan layanan KA Cepat
“Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi
penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan
Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI ” jelas Presiden Direktur PT
KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi.
Penambahan Stasiun Hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan
berbagai aspek. Salah satunya adalah demografi, komersial dan infrastruktur di area
Padalarang yang memadai, dan untuk menyasar penumpang yang berasal dari
Bandung bagian Barat.
“Stasiun KCJB akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang
yang hendak menggunakan layanan Kereta Cepat dari Padalarang atau sebaliknya
akan disediakan KA Feeder menuju stasiun Cimahi dan Bandung,” jelasnya.
KA Feeder menggunakan rangkaian KRD yang didesign seperti KA Bandara, dan
nantinya akan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta
dapat berhenti di stasiun Cimahi. Pemberangkatan KA Feeder ini adalah setiap 20
menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk attau menyesuaikan operasional
kereta cepat.
Adapun durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18
menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.
Sementara pengoperasian Stasiun Tegalluar diharapkan dapat menyasar
penumpang di Bandung bagian Timur, akan terhubung dengan Bus Rapid Transit dan
juga taxi. Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar juga memiliki
kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas
dari dan menuju Gelora Bandung Lautan Api.
Lebih lanjut dijelaskan Dwiyana, pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat
Jakarta-Bandung ini, Stasiun Walini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan
mempertimbangkan aspek komersial dan mengingat saat ini PT KCIC sedang
melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.
Dwiyana menekankan meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan
berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. Ia menuturkan PT KCIC akan
melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya sesuai arahan
pemegang saham
“Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal.
Namun hanya ditunda sementara waktu,” ujarnya.
Hingga saat ini PT KCIC masih terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik
konstruksi secara komprehensif.
Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran 3
terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase KCJB, menyelesaikan erection
girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal,
Bandung, serta pengerjaan subgrade #18, #19, dan #20 di perbatasan antara
Karawang dan Purwakarta.
Selain itu, percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling
Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.
“Selaras dengan upaya percepatan pembangunan KCJB, kami juga melakukan
persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi
bersama kementerian terkait,” tutupnya. () * *
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Mirza Soraya, Corporate Secretary
email: mirza.soraya@kcic.co.id